Sabtu, 06 November 2010

Pofil Diri

PROFIL DIRI

Seumur hidup saya tinggal di Indonesia, negara yang tropis. Meskipun negara ini penuh dengan masalah yang rumit tetapi saya tetap mencintainya. Perkenalkan nama saya Dewi Nur Indriana. Nama Dewi diberikan oleh mbah saya yang artinya seorang anak perempuan, sedangkan Nur dan Indriana diberikan oleh bapak saya yang berarti Nur adalah cahaya dan Indri diambil dari sebuah nama Toserba di Wilayah kalimalang, Bekasi. Teman-teman dari SD sampai kuliah saat ini mengenal saya rdengan nama dewi, sedangkan di keluarga dan di lingkungan sekitar rumah saya mengenal dengan nama indri. Perbedaaan ini terjadi dikarenakan pada lingkungan sekolah biasanya nama depan yang digunakan. Seiiring dengan berjalannya waktu saya terbiasa dipanggil dewi dan akhirnya memutuskan untuk memakai dewi setiap berkenalan dengan teman-teman baru di sekolah. Tetapi saya tidak bisa mengganti panggilan yang sejak lahir digunakan yaitu indri. Saya lahir pada hari jum’at kliwon 18 November 1988 pukul 18.00 WIB. Saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Bapak saya bernama Djoeremi Masdar yang bekerja sebagai karyawan biasa, sedangkan ibu saya bernama Erni Susilowati yang setiap harinya sibuk mengelola keluarga dan toko kecil di rumah.
Kegiatan saya sekarang adalah melanjutkan kuliah S1 Sistem Informasi di Universitas Gunadarma. Sebelumnya saya mengambil jurusan D3 Manajemen Informatika angkatan 2006. Selain itu kegiatan saya juga menjadi salah satu asisten yang dipercaya untuk mengelola perpustakaan Universitas Gunadarma. Setiap ada waktu kosong kuliah, saya menyempatkan untuk melayani mahasiswa lain yang membutuhkan buku. Di perpustakaan terdiri dari 9 orang asisten yang harus bekerja sesuai dengan jadwal kosong mereka. Semua harus bisa bekerja sama untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Diperpustakaan ada bagian pengecekan dan upload penulisan ilmiah, skripsi, jurnal, ada juga yang memberikan pelayanan peminjaman dan pengembalian buku. Saya sendiri mendapat tugas untuk melakukan pengindukan buku baru yang disumbangkan oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan sidangnya. Banyak pengalaman yang saya alami di sana mulai dari belajar penerapan sistem perpustakaaan sampai harus menanggapi keluha-keluhan mahasiswa yang tidak sabar menghadapi peraturan yang ada. Saya baru merasa sadar bahwa aturan-aturan yang dibuat memang penting untuk kelancaran aktivitas. Mahasiswa baru menganggap peraturan hanya mempersulit dan memperlambat proses yang ada diperpustakaan. Semua asisten harus sabar dalam menghadapi tingkah laku mahasiswa yang terkadang membuat masalah.
Pengalaman yang mengesankan saya adalah pada saat kenaikan kelas 2 SMA. Saat itu saya mendapat peringkat 2 di kelas dan mendapat hadiah pada sebuah acara yang diadakan sekolah. Peringkat 1 sampai 3 mendapatkan hadiah berupa vocer yang digunakan untuk menyewa film pada toko yang menyelenggarakan acara di sekolah saya. Saya senang menerima hadiah tersebut, tetapi di sisi lain ternyata salah satu sahabat saya tidak bisa melanjutkan ke kelas 2 dikarenakan nilai yang didapatkannya kurang. Teman-teman yang lain sedih dan menangis melihat kejadian itu. Saya merasa bingung pada saat yang bersamaan ada kejadian yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Orangtua sahabat saya mencari jalan supaya nilai bisa berubah dan ternyata sudah terlambat melakukannya. Akhirnya sahabat saya harus menerima kenyataannya bahwa dia harus mengulang kelas. Saya dan teman-teman hanya bisa memberikan semangat dan dorongan supaya tetap melanjutkan sekolahnya. Pada saat itulah saya sadar tidak boleh egois memikirkan kesenangan diri sendiri, tetapi harus ada toleransi yang diberikan kepada orang lain yang sedang mengalami kesusahan.
Semua pengalaman yang sudah sudah dialami bisa menjadikan saya lebih menghargai semuanya untuk mencapai dan mewujudkan cita-cita saya. Perekonomian di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan pesat membuat saya berniat untuk menjadi seorang pengusaha dibidang bisnis makanan atau resto. Dengan dukungan orangtua dan adik-adik, saya berharap usaha tersebut bisa terwujud di kemudian hari. Untuk mencapai itu saya harus mulai mempelajari seluk beluk semua yang dibutuhkan dan mengumpulkan dana sebagai modalnya. Saat ini saya sudah mulai berbisnis pulsa elektrik yang memiliki pelanggan dari teman-teman kampus dan tetangga sekitar rumah.
Demikian sekilas mengenai profil diri saya, Semoga cita-cita saya bisa terwujud dan semua akan baik-baik saja. (Eyang Ageng Sastranegara).

Nama : Dewi Nur Indriana

NPM : 17109289

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Senin, 27 September 2010

Perkembangan Bahasa Indonesia & Maraknya Penggunaan Bahasa Gaul

1. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca). Bukan saja di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.

1.1 Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan,

“Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.”

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

2.1 Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda1928 yang berbunyi Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional.

2.2 Fungsi Bahasa Indonesia

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a. Lambang kebanggaan kebangsaan,

b. Lambang identitas nasional,

c. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya,

d. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang yang berbeda.

3. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnaakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Perubahan:

Indonesia
(pra-1972)

Malaysia
(pra-1972)

Sejak 1972

tj

ch

c

dj

j

j

ch

kh

kh

nj

ny

ny

sj

sh

sy

j

y

y

oe*

u

u

Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".

4. Mengapa Remaja Suka Menggunakan bahasa Gaul?

Dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan sesama sebayanya, remaja seringkali menggunakan bahasa spesifik yang kita kenal dengan bahasa ‘gaul’.

4.1 Sejarah Pemakaian Bahasa Gaul

Bahasa prokem awalnya digunakan para preman yang kehidupannya dekat dengan kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah baru mereka ciptakan agar orang-orang di luar komunitas tidak mengerti. Dengan begitu, mereka tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal negatif yang akan maupun yang telah mereka lakukan. Para preman tersebut menggunakan bahasa prokem di berbagai tempat. Pemakaian bahasa tersebut tidak lagi pada tempat-tempat khusus, melainkan di tempat umum. Lambat laun, bahasa tersebut menjadi bahasa yang akrab di lingkungan sehari-hari, termasuk orang awam sekalipun dapat menggunakan bahasa sandi tersebut.

Karena begitu seringnya mereka menggunakan bahasa sandi tersebut di berbagai tempat, lama-lama orang awam pun mengerti maksud bahasa tersebut. Akhirnya mereka yang bukan preman pun ikut-ikutan menggunakan bahasa ini dalam obrolan sehari-hari sehingga bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa rahasia

4.2 Ciri- ciri Bahasa Gaul

Ragam bahasa ABG memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan – mainan, pekerjaan – kerjaan.Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.

4.3 Contoh Bahasa Gaul

a. Jaim : Ucapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah laku atau menjaga image.

b. Jayus : Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat popular. Kata ini dapat berarti sebagai ‘lawakan yang tidak lucu’, atau ‘tingkah laku yang disengaca untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan’. Kelompomk yang pertama kali mengucapkan kata ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di sekitar Kemang.

c. Alay :Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.

d. Kool : Sekilas cara membacanya sama dengan "cool" (keren), padahal kata ini merupakan singkatan dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.

e. Lebay :Merupakan hiperbol dan singkatan dari kata "berlebihan". Kata ini populer di tahun 2006an. Kalo tidak salah Ruben Onsu atau Olga yang mempopulerkan kata ini di berbagai kesempatan di acara-acara di televisi yg mereka bawakan, dan biasanya digunakan untuk "mencela" orang yang berpenampilan norak.

f. Meneketehe :Kata ini sebenarnya berasal dari kata "Mana Kutahu" dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV. Istilah itu cukup populer dan saat ini cukup sering digunakan orang.

g. Garing :Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti "tidak lucu". Awalnya kata-kata ini hanya digunakan di Jawa Barat saja. Namun karena banyaknya mahasiswa luar pulau yang kuliah di Jawa Barat (Bandung) lalu kembali ke kota kelahiran mereka, kata ini kemudian dipakai mereka dalam beberapa kesempatan. Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.

Sumber : Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,

http://lubisgrafura.wordpress.com,

Rabu, 04 Agustus 2010

Semangka, Efektif Merampingkan Perut


Seperti tomat, semangka mengandung lycopene, antioksidan yang membantu melawan penyakit jantung dan mengurangi berbagai tipe kanker, khususnya kanker prostat. Bahkan, menurut USDA Caratenoid Database, kandungan lycopene pada semangka lebih tinggi di antara sayuran dan buah-buahan lain.

Semangka tergolong buah yang bebas lemak, rendah kalori, dan karenanya dianggap sebagai makanan untuk diet yang ideal. Meskipun begitu, buah ini menjadi sumber energi yang baik. Semangka juga bisa menjadi asupan multivitamin. Dengan mengonsumsi dua cangkir semangka saja (yang sudah dipotong-potong), Anda sudah mendapatkan asupan vitamin A, B6, dan C.

Vitamin A, seperti sudah Anda ketahui, baik untuk kesehatan mata. Konsumsi buah ini secara teratur bisa membantu mencegah rabun senja dan mendongkrak kekebalan dengan cara meningkatkan fungsi melawan infeksi dari sel-sel darah putih yang disebut lymphocytes.

Adapun vitamin B6-nya digunakan tubuh untuk memproduksi senyawa kimia pada otak, seperti serotonin, melatonin, dan dopamin. Dalam berbagai penelitian sebelumnya terlihat, senyawa kimia ini membantu tubuh mengatasi kegelisahan dan kepanikan. Vitamin B6 juga berperan dalam mengubah protein menjadi energi.

Adapun vitamin C berfungsi membantu menguatkan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan virus, menyembuhkan luka, mencegah kerusakan sel-sel akibat radikal bebas (yang dapat mempercepat penuaan dan kondisi seperti katarak), serta membantu kesehatan gigi dan gusi.

Dua cangkir semangka juga menjadi sumber potasium, mineral yang diperlukan untuk keseimbangan air dan ditemukan di dalam setiap sel. Potasium juga membantu memelihara kadar elektrolit pada tubuh dan keseimbangan asam-basa, serta membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Tak kalah pentingnya, potasium juga membantu fungsi otot dan saraf.

Lalu, bagaimana semangka membantu mengecilkan perut?

Seperti telah disebutkan di awal tulisan, semangka baik untuk menghilangkan dahaga. Buah dengan kombinasi warna hijau, putih, dan merah ini memiliki kandungan air yang tinggi, dan membantu mencegah dehidrasi. Kondisi dehidrasi umumnya menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air sehingga menimbulkan pembengkakan dan perut kembung. Pada saat itu, Anda disarankan untuk banyak minum air putih.

Dengan mengonsumsi semangka, Anda membuat tubuh terhidrasi. Ketika tubuh cukup terhidrasi, metabolisme akan meningkat. Nah, metabolisme yang lebih tinggi ini akan membuat lebih banyak kalori yang terbakar per hari. Karena mengandung diuretik alami, semangka juga akan membuat Anda sering buang air kecil. Dengan sendirinya, perut yang membuncit akibat kembung pun akan mengempis.

Selain semangka, ada beberapa jenis makanan lain yang "ramah perut", seperti:

Blueberry
Penelitian terbaru mengaitkan buah yang kaya antioksidan ini dengan pengurangan lemak perut.

Asparagus
Sayuran yang enak dibikin sup ini merupakan diuretik alami yang membantu menghilangkan berat air.

Salmon
Makanan yang kaya lemak omega-3 ini membantu melancarkan pencernaan.

Buah sitrus
Memasukkan perasan buah-buahan sitrus ini ke dalam air minum juga akan melancarkan pencernaan.
Sumber : http://female.kompas.com