Minggu, 12 Desember 2010

Kalimat Efektif

1.1 Pengertian Kalimat Efektif

Secara umum, bahasa imiah yang efektif mempunyai sifat dengan urutan prioritas lengkap, singkat dan mudah. Berbeda dengan bahasa anak-anak yang bersifat mudah, singkat dan jika perlu lengkap, sementara bahasa populer/umum lebih mengutamakan singkat, mudah dan tepat. Singkat artinya menggunakan kata-kata yang memang diperlukan saja, mudah artinya kata-kata yang sudah dikenal (familier) dan tepat berhubungan dengan pilihan kata dan definisi.Tabel Perbandingan Urutan Kepentingan pada Pemakaian Bahasa

Syarat Kebahasaan

Urutan Kepentingan

Ilmiah

Anak

Populer

Singkat

2

2

1

Mudah

3

1

2

Tepat

1

3

3

Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud isan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, maka pernyataan itu bukanlah kaimat melainkan frase. Sebuah kalimat terdiri dari isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi adalah pikiran penulis, sedangkan bentuk adaah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Hal ini menyebabkan kaimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan dan keterbacaan, kevariasian.

1.2.1 Kesatuan Pikiran

Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat bisa ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan dan pilihan.

Contoh kalimat yang kesatuan pikirannya jelas

1) Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (tunggal)

2) Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)

3) Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (pertentangan)

4) Kamu boleh menyusu saya ke tempat itu atau tingga saja disini. (pilihan)

1.2.2 Kepaduan

Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentukah kerja sama yang saing mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Kepaduan akan rusak oleh :

  1. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
  2. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
  3. Pemakaian kata yang tumpang tindih
  4. Salah menggunakan keterangan aspek

1.2.3 Subjek dan Predikat

Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut :

Hakim menjatuhkan hukuman mati

Mantan Gubernur itu menikmati masa pensiunnya

Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa

Kata-kata yang dicetak miring dan digaris-bawahi adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja.

1.2.4 Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat)

Sebenarnya kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan memberi keterangan tambahan pada subjek atau predikat. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat diihat pada contoh berikut.

  1. Aku/pelukis.
  2. Aku seorang/pelukis
  3. Aku hanya seorang/pelukis
  4. Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/pelukis
  5. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis
  6. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional
  7. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional yang sesungguhnya

Demikian, sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya lebih jelas dan terang tanpa merubah sruktur dasar kalimatnya. Pengembangan kalimat ini bukan tanpa batas, kita harus berhenti manakala kalimat sudah cukup jelas.

1.2.5 Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif

Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsikan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis, ia seakan-akan berada di luar peristiwa yang diuraikannya.

1.3 Syarat Kalimat efektif

1.3.1 Penekanan

Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau akting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara :

  1. Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awa kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
  2. Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi ebih jeas dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya.
  3. Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
  4. Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan sacara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.

1.3.2 Kesejajaran

Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran :

1) Kesejajaran bentuk;

2) Kesejajaran makna;

3) Kesejajaran rincian pilihan.

1.3.3 Kehematan

Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara :

1) Penghematan subjek : Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.

2) Penghilangan hiponimi : ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.

3) Penghilangan kata depan dari dan daripada : Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata depan ini banyak dipakai secar tidak tepat.

4) Penyingkatan kata : Usaha yang dilakukan untu menyingkat kata dalma kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.

5) Penyingkatan ungkapan : Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.

6) Penyingkatan kalimat : Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.

1.3.4 Keterbacaan

Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.

1) Kejelasan : Tulisan akan lebh mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dopengaruhi oleh panjang pendek kalimat. Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolt Flesch dari Amerika Serikat. Flesch menyusun tabel rujukan sebagai berikut

2) Bangun kalimat : Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat. Bangun kalimat yang dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kalimat.

1.3.5 Pengaruh Bahasa Inggris

Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.Perhatikan contoh berikut

The man to whom she is married has been married twicw before.

According to law, that action is wrong.

Kalimat bahasa inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi

Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah sua kali.

Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.

Seharusnya :

Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.

Menurut hukum, perbuatan itu salah. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia. Bab Kalimat Efektif.

Nama : Dewi Nur Indriana

NPM : 17109289

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Minggu, 05 Desember 2010

Rangkuman Reproduksi Naskah

A. Ringkasan dan Ikhtisar

1. Pengertian Ringkasan dan Ikhtisar

     Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Ringkasan hendaknya dibedakan dari istilah lainnya yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari suatu karangan asli. Secara teknis kedua istilah itu dibedakan maknanya. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Ikhtisar sebaliknya tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.
2. Tujuan Membuat Ringkasan
     Suatu ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau didengar. Tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan akan membimbing dan menuntun seseorang dapat membaca karangan asli dengan cermat dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat. Latihan membuat ringkasan sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Latihan-latihan yang intensif akan mengembangkan daya kreasi dan konsentrasi, serta mempertajam kemungkinan pemahaman karya asli, sehingga karya ringkasan itu nampaknya seolah-olah hasil pematangan dalam diri penulis ringkasan itu.
3. Cara Membuat Ringkasan
     Beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur, adalah sebagai berikut :

3.1 Membaca Naskah Asli
     Penulis ringkasan harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang serta sudut pandangnya. Untuk membantu penulis mencapai hal tersebut, maka judul dan daftar isi karangan dijadikan pegangan. Perincian daftar isi karangan mempunyai pertalian dengan judul karangan itu.
3.2 Mencatat Gagasan Utama
     Tindakan atau langkah selanjutnya adalah membaca kembali karangan itu bagian demi bagian sambil mencatat semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digaris-bawahi. Pencatatan itu diakukan untuk dua tujuan, pertama : untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua : catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya.
3.3 Mengadakan Reproduksi
     Yang harus diperhatikan adalah bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi ke dalam suatu wacana yang jelas dan diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
3.4 Ketentuan Tambahan
     Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
a. Sebaiknya menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk;
b. Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja.
c. Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan.
d. Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang, kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e. Pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaslah gagasan-gagasan itu dalam urutan seperti urutan naskah asli.
f. Untuk membedakan ringkasan atas sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bisa langsung) yang mempergunakan sudut pandang Orang Pertama Tunggal atau Jamak, maka ringkaslah pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandang Orang Ketiga.
g. Biasanya untuk suatu ringkasan ditentukan pula panjang ringkasan finalnya.

4. Penerapan Ringkasan
     Sebuah ringkasan dibuat kira-kira seperlima dari karangan aslinya. Sesudah membaca dengan cermat, maka penulis membuat catatan atau menggaris-bawahi gagasan-gagasan yang penting yang penting dalam kutipan.

B. Resensi
1. Pengertian Resensi
     Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyrakat atau tidak.
2. Dasar Resensi
     Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor yaitu : pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuandari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resensi itu. Penulis resensi harus benar-benar memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu : kewajibannya terhadap para pembaca dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.
3. Sasaran-sasaran Resensi
     Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah :
a. Latar Belakang
     Penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingin disampaikan buku atau pengarang melalui bukunya itu. Penyajian tema secara singkat itu dapat dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku itu. Semua hal yang menyangkut latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Dengan demikian sebelum masuk ke dalam teknis penilaian, para pembaca harus sudah mengetahui sedikitnya mengenai buku itu.
b. Macam atau Jenis Buku
     Penulis resensi harus mengadakan klasifikasi mengenai buku itu, dengan memasukkannya ke dalam kelas buku tertentu maka dengan mudah ia dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku ain yang termasuk dalam kelompokyang sama. Dengan klasifikasi ia bisa melihat ke semua sisi dan secara lebih konkrit nanti memberi penilaiannya. Dengan mengadakan perbandingan itu pembaca-pembaca akan merasa tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang isi buku tersebut secara terperinci.
c. Keunggulan Buku
     Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukkan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan memberi kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan pertalian yang kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu. Sebab itu jangan pula menolaki kehadiran sebuah buku hanya dengan menyoroti sebagian saja dari buku itu. Penulis resensi harus tetap berusaha untuk memberi kesan kepada pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara jujur dan obyektif.
4. Nilai Buku
     Nilai sebuah buku akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya. Ada banyak variasi dasar bagi resensi dengan mempergunakan keempat sasaran di atas. Namun seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuannya, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif.
5. Penerapan
     Setelah mengetahui tata cara membuat resensi, sebaiknya mulailah membuat resensi sebuah buku yang telah anda baca untuk melatihnya. ( Eyang Ageng Sastranegara )

Sumber :Buku Komposisi. Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

Nama : Dewi Nur Indriana
NPM : 17109289
Kelas : 5KA22
Jurusan : Sistem Informasi

Minggu, 28 November 2010

Pengaruh Bahasa Indonesia Terhadap Etika Berkomunikasi Pada Kalangan Mahasiswa

     Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampaian informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi yang terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik dapat di tempatkan pada kondisi resmi atau pada pembicaraan santai dengan mengikuti kaidah bahasa Indonesia di dalamnya.
     Bahasa mengambil tiga (3) fungsi yaitu fungsi komunikatif sebagai sarana untuk berkomunikasi, fungsi ekspresif yang memberikan kesaksian tentang kenyataan diri kita kepada orang lain dan fungsi deskriptif yakni menghasilkan pengetahuan tentang sesuatu. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Biasanya seorang anak yang masih kecil mudah untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik. Di lingkungan perkuliahan juga mempunyai andil yang besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Setelah itu seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan tingkah laku yang terpuji. Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengeri apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya terbiasa untuk berkomunikasi lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus dihindari.
     Untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral. Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh di berbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia antara lain :
1. Menyadarkan mahasiswa akan fungsi dan pentingnya dari bahasa Indonesia yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, mahasiswa dilatih untuk berbahasa secara tepat baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan perkuliahan. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada mahasiswa.
3. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan mahasiswa untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
     Berikut ini adalah beberapa etika dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari :
o Jujur tidak berbohong
o Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
o Lapang dada dalam berkomunikasi
o Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
o Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
o Tidak mudah emosi / emosional
o Berbahasa Indonesia yang baik, ramah dan sopan
o Bertingkah laku yang baik
     Sebagai mahasiswa kita harus aktif dalam penerapan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk membangun komunikasi yang efektif. ( Eyang Ageng Sastranegara )

Referensi : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=11187

Nama : Dewi Nur Indriana
NPM : 17109289
Kelas : 5KA22
Jurusan : Sistem Informasi

Minggu, 21 November 2010

Peranan Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

         Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang lain. Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan tertentu. Selain itu bahasa juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu hal, gagasan (pendapat), ide kepada orang lain agar bisa memahami apa yang kita inginkan. Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
         Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu bahasa Indonesia juga mempunyai empat fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai lambang kebangsaan negara;
2. Lambang identitas negara;
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, antarbudaya;
4. Alat yang menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda.
         Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. Sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap terbuka sehingga mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
         Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan berdampak juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
         Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Apalagi biasanya teknologi informasi (TI) banyak yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pemrograman. Dalam penerapannya teknologi informasi jarang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Ini menyebabkan peralihan dari bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Dilihat dari realitas ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang positif dan negatif.

Dampak Positif perkembangan IPTEK
1. Memberikan berbagai kemudahan
         Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan kehidupan sehari-hari. Semakin majunya teknologi membuat jarak yang jauh menjadi dekat dan jarak yang dekat menjadi jauh. Dahulu masyarakat mengirim uang jarak jauh menggunakan wesel pos, kini sudah menggunakan e-banking atau transfer. Sehingga aktifitas pengiriman uang dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama. Ini adalah contoh efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia.

2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi
         Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggalan. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu, mahasiswa harus membaca berbagai macam buku sebagai sumber untuk mendapat informasi yang diinginkan. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah mulai ditinggalkan, mereka lebih senang mencari informasinya melalui media internet yang menyediakan layanan untuk pencarian yang mempercepat waktu dan membuat lebih efisien.

3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
         Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan IPTEK, peralatan elektronik seperti komputer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umur juga dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan IPTEK di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.

Dampak negatif perkembangan IPTEK
1. Mempengaruhi pola berpikir
         Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola berpikir masyarakat. Dewasa ini perkembangan pada teknologi dan komunikasi berpengaruh pada anak di bawah umur. Maraknya jejaring sosial yang ada membuat mereka terjerumus dalam pertemanan yang buruk. Apalagi adanya kejadian kejahatan melalui media jejaring sosial. Anak-anak biasanya belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.

2. Hilangnya budaya Tradisional
         Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.

3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
         Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber istilah dan kosakata namun akhir-akhir ini, bahasa Indonesia mengalami transisi atau perubahan. Penggunaan bahasa gaul sangat diminati oleh masyarakat. Dengan semakin berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,maka informasi, juga komunikasi di indonesia pun sudah berkembang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, kita harus bisa mengenal dan memahami berbagai perkembangan IPTEK, namun masih banyak yang kurang memahami dengan perkembangan bahasa Indonesia secara keseluruhan. Perkembangan IPTEK memberikan arti yang sangat positif, tidak sedikit pula yang membawa dampak negatif. Kita juga tidak mengetahui kapan bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang universal. (Eyang Ageng Sastranegara)
Referensi : http://semangatbelajar.com/fungsi-bahasa/

Nama : Dewi Nur Indriana
NPM : 17109289
Kelas : 5KA22
Jurusan : Sistem Informasi


Minggu, 14 November 2010

Penerapan Jejaring Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

          Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

          Jejaring sosial saat ini sedang mengalami peningkatan yang spesifik. Hal ini membuat para banyak profider komunikasi berlomba-lomba untuk menyediakan berbagai fitur situs jejaring sosial. Selain itu dengan adanya kemudahan dalam menggunakan situs jejaring sosial dapat mengubah gaya hidup masyarakat baik dari kalangan orangtua sampai anak-anak. Hal ini merupakan salah satu perubahan yang signifikan. Jejaring sosial yang seharusnya hanya digunakan pada kalangan remaja kini dapat diakses oleh anak yang belum cukup umur. Bila tidak mempunyai akun jejaring sosial maka akan dianggap tidak gaul atau gagap teknologi. Sebenarnya situs jejaring sosial sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi bila pada salah penggunaan maka akan berdampak buruk pada kehidupan.

          Pada saat ini jejaring sosial yang sangat digemari salah satunya adalah Facebook.com. Facebook adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School. Pada awal masa kuliahnya situs web jejaring sosial ini, keanggotaannya masih dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-elektronik suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

          Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat-elektronik apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Hingga Juli 2007, Facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya. Fitur hiburan dalam Facebook disebut aplikasi, contohnya antara lain permainan video, kuis, dan lain sebagainya.[1]

          Kemudahan pengaksesan Facebook melalui handphone (HP) sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Masyarakat mulai beralih sibuk dengan memperbarui status apa saja yang mereka alami untuk memberitahu pada teman-temanya. Situs jejaring sosial Facebook ini dapat mempertemukan seseorang dengan keluarganya yang hilang atau bisa juga sebagai media komunikasi yang baik. Bahkan di daerah Yogyakarta ada turis yang menggunakan Facebook untuk memesan becak dan hal ini sangat mempermudah komunikasi yang terjadi. Semakin maraknya Facebook membuat media massa juga ikut mempromosikan dengan cara membuat komunitas, media penjualan berbasis online bahkan media kampanye untuk menggaang dukungan menggunakan fasilitas yang ada pada Facebook. Banyak keuntungan yang didapat dari jejaring sosial ini yang bisa membantu perkembangan teknologi dan komunikasi.

          Selain banyak maanfaat yang diberikan jejaring sosial, banyak juga penggunanya yang tidak tidak bertanggung-jawab menyalahgunakan fasilitas ini. Salah satu contohnya adalah modus penipuan terhadap pengguna lainnya. Oleh karena itu pemerintah juga harus mengendalikan dengan UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang dapat membatasi hal-hal negatif. Semoga dengan adanya kemudahan jejaring sosial ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tidak ada yang menyalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik. (Eyang Ageng Sastranegara).

Referensi : [1]. http://id.wikipedia.org


Nama : Dewi Nur Indriana

NPM : 17109289

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi