Minggu, 12 Desember 2010

Kalimat Efektif

1.1 Pengertian Kalimat Efektif

Secara umum, bahasa imiah yang efektif mempunyai sifat dengan urutan prioritas lengkap, singkat dan mudah. Berbeda dengan bahasa anak-anak yang bersifat mudah, singkat dan jika perlu lengkap, sementara bahasa populer/umum lebih mengutamakan singkat, mudah dan tepat. Singkat artinya menggunakan kata-kata yang memang diperlukan saja, mudah artinya kata-kata yang sudah dikenal (familier) dan tepat berhubungan dengan pilihan kata dan definisi.Tabel Perbandingan Urutan Kepentingan pada Pemakaian Bahasa

Syarat Kebahasaan

Urutan Kepentingan

Ilmiah

Anak

Populer

Singkat

2

2

1

Mudah

3

1

2

Tepat

1

3

3

Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud isan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, maka pernyataan itu bukanlah kaimat melainkan frase. Sebuah kalimat terdiri dari isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi adalah pikiran penulis, sedangkan bentuk adaah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Hal ini menyebabkan kaimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan dan keterbacaan, kevariasian.

1.2.1 Kesatuan Pikiran

Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat bisa ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan dan pilihan.

Contoh kalimat yang kesatuan pikirannya jelas

1) Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (tunggal)

2) Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)

3) Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (pertentangan)

4) Kamu boleh menyusu saya ke tempat itu atau tingga saja disini. (pilihan)

1.2.2 Kepaduan

Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentukah kerja sama yang saing mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Kepaduan akan rusak oleh :

  1. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
  2. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
  3. Pemakaian kata yang tumpang tindih
  4. Salah menggunakan keterangan aspek

1.2.3 Subjek dan Predikat

Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut :

Hakim menjatuhkan hukuman mati

Mantan Gubernur itu menikmati masa pensiunnya

Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa

Kata-kata yang dicetak miring dan digaris-bawahi adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja.

1.2.4 Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat)

Sebenarnya kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan memberi keterangan tambahan pada subjek atau predikat. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat diihat pada contoh berikut.

  1. Aku/pelukis.
  2. Aku seorang/pelukis
  3. Aku hanya seorang/pelukis
  4. Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/pelukis
  5. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis
  6. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional
  7. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional yang sesungguhnya

Demikian, sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya lebih jelas dan terang tanpa merubah sruktur dasar kalimatnya. Pengembangan kalimat ini bukan tanpa batas, kita harus berhenti manakala kalimat sudah cukup jelas.

1.2.5 Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif

Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsikan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis, ia seakan-akan berada di luar peristiwa yang diuraikannya.

1.3 Syarat Kalimat efektif

1.3.1 Penekanan

Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau akting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara :

  1. Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awa kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
  2. Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi ebih jeas dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya.
  3. Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
  4. Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan sacara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.

1.3.2 Kesejajaran

Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran :

1) Kesejajaran bentuk;

2) Kesejajaran makna;

3) Kesejajaran rincian pilihan.

1.3.3 Kehematan

Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara :

1) Penghematan subjek : Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.

2) Penghilangan hiponimi : ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.

3) Penghilangan kata depan dari dan daripada : Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata depan ini banyak dipakai secar tidak tepat.

4) Penyingkatan kata : Usaha yang dilakukan untu menyingkat kata dalma kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.

5) Penyingkatan ungkapan : Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.

6) Penyingkatan kalimat : Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.

1.3.4 Keterbacaan

Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.

1) Kejelasan : Tulisan akan lebh mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dopengaruhi oleh panjang pendek kalimat. Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolt Flesch dari Amerika Serikat. Flesch menyusun tabel rujukan sebagai berikut

2) Bangun kalimat : Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat. Bangun kalimat yang dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kalimat.

1.3.5 Pengaruh Bahasa Inggris

Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.Perhatikan contoh berikut

The man to whom she is married has been married twicw before.

According to law, that action is wrong.

Kalimat bahasa inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi

Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah sua kali.

Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.

Seharusnya :

Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.

Menurut hukum, perbuatan itu salah. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber : Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia. Bab Kalimat Efektif.

Nama : Dewi Nur Indriana

NPM : 17109289

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

0 komentar:

Posting Komentar